Aku
saya

P
|
agi itu aku terbangun karena lantunan adzan subuh yang sangat merdu. Mataku masih mengantuk, tapi tetap
kucoba untuk bangun dan bersiap-siap untuk shalat. Setelah itu, aku bersiap-siap berangkat
sekolah dan melaksanakan kewajibanku
di sekolah
tercinta, SMA-IT Qardhan Hasana.
Aku bersama teman-temanku yang lain melaksanakan
kegiatan rutin kami hingga masuk waktu dhuha. Pada saat itu kebetulan kami sedang halangan (haid) sehingga tidak bisa ikut sholat dhuha. Kami
beristirahat lebih dahulu sementara yang lain melaksanakan sholat dhuha,
artinya kami lebih dulu memasuki waktu yang paling berbahaya dari waktu-waktu
yang lain di sekolah. Ya! Waktu istirahat adalah waktu paling berbahaya di
sekolah, karena saat waktu istirahat tiba kami memiliki banyak kesempatan
melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT, yaitu Ghibah atau Gosip.
Tak terasa karena asik mengghibah waktu istirahat ternyata
telah berakhir. Kemudian kami
kembali ke kelas dengan menaiki tangga. Tepat
saat menaiki tangga ada beberapa siswa yang sedang membahas ceramah pada saat
sholat dhuha tadi. “Ceramahnya tadi bagus ya” kata seorang siswa ke
teman-temannya, “Ya! Ceramah tentang tahun baru islam kan?” balas temannya,
“Resolusiku sih, buat tahun depan, semoga bisa menghapalkan 3 juz Al-Qur’an,
juga merubah sifat menjadi lebih baik, dan semoga dosa-dosaku di tahun ini di
ampuni” kata seorang siswa lainnya.
Tiba-tiba pikiran aku terdiam, memikirkan kata-kata para siswa itu, bahkan sampai
pulang sekolah. Bagaimana tidak, aku terpikir tentang dosa-dosaku yang telah
lalu. Saat itu, tepat sebelum tanggal 1 Muharram, saat melaksanakan sholat
magrib, aku meminta ampun kepada Allah atas semua dosa-dosaku. Suasana terasa
berbeda dari biasanya, sangat hening dan tenang, aku merasa seperti sangat
dekat dengan Allah SWT.
Aku takut dan senang disaat yang bersamaan,
takut akan siksaan Allah, dan senang atas berkah dan rahmat Allah yang telah
diberikan kepadaku. Pada saat sujud aku berdoa di dalam hati “Semoga aku tetap
bisa merasakan rasa ini lagi dan dapat berjumpa lagi dengan bulan Muharram ini
dengan iman ini yang tetap di hati.”
Editor:
Ahmad Syakir Hadani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar